Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

Sabtu, 19 Februari 2011

"Serat Centhini", Warisan Budaya Jawa yang Terlupkan.

  
Cover Buku "Serat Centhini"
Hey Friends!! Salam Blogger!!!

Hari Minggu ini hari yang menggeramkan bagiku, dan mungkin bagi kalian semua sebagai putra-putri bangsa. Di tengah carut-marutnya sistem pemerintahan, apalagi berita tentang calon ketum PSSI. Mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan "Serat Centhini" yang akan aku ulas di posting ini. Tapi paling tidak tindakan arogan penguasa juga terdapat dalam buku paling fenomenal ini.

Pada hari Jumat dua pekan yang lalu, guru biologiku "Dra. Sri Sudartati" bercerita tentang "Centhini" dimana semua kawan di kelasku belum pernah mendengar apa itu centhini. Beliau bercerita betapa dunia luar yang diantaranya negara adidaya "Amerika Serikat" sangat mengagumi budaya Jawa yang tertuang dalam buku ini. Tapi sebaliknya kita yang mempunyai budaya tersebut bisa dibilang lupa akan semua yang kita miliki. Kini kita cenderung lebih memilih budaya barat. Dan setelah dua minggu mencari informasi dan mempelajari sedikit tentang "Serat Centhini", Aku ingin membagikan sedikit yang aku ketahui dari buku ini ke kalian semua..

Serat Centhini atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga , merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat Centhini disampaikan dalam bentuk tembang, dan penulisannya dikelompokkan menurut jenis lagunya. "Serat Centhini" terdiri dari 12 Jilid, 4200 halaman, dan 722 tembang yang menggambarkan kehidupan masyarakat jawa dari jaman dahulu sampai sekarang. Dari yang baik sampai yang buruk.

Namun anehnya, Buku berbahasa Jawa yang menggunakan tulisan "Aksara Jawa" ini pertama di terjemahkan oleh seseorang berkebangsaan Prancis yakni Relies Gordes. Setelah berhasil ditulis kembali olehnya dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa, banyak negara-negara barat yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang budaya jawa sehingga buku ini menjadi buku yang paling dikagumi.

Dalam keberadaannya, "Serat Centhini" menimbulkan Pro dan Kontra tersendiri karena banyak sekali menyisipkan kata-kata yang vulgar. Tapi banyak pengamat berpendapat semua yang tertuang dalam "Serat Centhini" bisa menjadi pelajaran bagi generasi muda Indonesia seperti kita untuk kembali menata ulang dan menjaga budaya yang kita miliki.

Nah kawan, itu hanya segelintir informasi tentang buku "Centhini" yang bisa saya bagikan ke kalian semua. Semoga bisa berguna dan menjadi referensi bagi kalian semua. Dan sudah saatnya kita sendiri yang menjaga budaya kita, karena budaya adalah warisan yang harus kita jaga untuk kemajuan bangsa kita yang tercinta ini.

0 komentar:

Posting Komentar

gimana menurut kalian? jangan segan-segan menulis komentar kalian di sini.. :)