Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

Selasa, 12 Juli 2011

Pendidikan Mahal? Salah Siapa?

Hey Friends!!

Sebelumnya aku minta maaf kepada kalian semua karena akhir-akhir ini jarang mengupdate blog ini karena benar-benar sibuk pada masa transisi dari status siswa menjadi mahasiswa.

Dan dalam posting kali ini, aku akan membahas suatu topik yang sesuai dengan yang banyak dibicarakan di kalangan masyarakat akhir-akhir ini, yakni mahalnya biaya pendidikan.

Seperti yang sama-sama kita ketahui sebelumnya, anggaran pendidikan yang dikucurkan oleh pemerintah pada tahun ini adalah 20% dari APBN yang ada. Semua itu karena pemerintah ingin seluruh kalangan masyarakat dapat menikmati pendidikan yang murah dan layak sehingga masa depan negeri ini dipenuhi oleh anak-anak yang cerdas dengan program BOS dan lainnya. Namun semua itu kebanyakan malah dimanfaatkan oleh oknum-oknum nakal di tingkat daerah maupun sekolah.


Sebagai contoh, ketika aku berada di rumah saudara yang ada di kota Surabaya. Semenjak adanya dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS, sekolah-sekolah di kota ini dari tingkat SD sampai SMP bebas dari biaya SPP yang dibebankan tiap bulannya. Tapi semua itu tidak benar-benar gratis. Pada saat kenaikan kelas, sepupu aku yang naik dari kelas dua (VIII) SMP ke kelas tiga (IX) SMP dibebani oleh biaya yang katanya untuk daftar ulang, namun bisa mencapai angka Rp 850.000,- . Dalam kasus ini, bisa aku terjemahkan bahwa mereka oknum yang ada di sekolah membebaskan biaya SPP karena alasan adanya BOS, namun sebagai gantinya mereka meminta uang per-tahunnya. Lalu dimana BOS itu? Cuma mereka dan Tuhan yang tahu.

Contoh kedua adalah, ketika banyak siswa lulus dari suatu tingkat pendidikan. Mereka dimintai sejumlah uang yang tidak bisa dianggap kecil untuk kalangan masyarakat bawah dengan alasan sumbangan atau tinggalan, tapi dengan label paksaan karena jika siswa tidak mampu membayar maka ijazah mereka akan ditahan sampai siswa tersebut bisa membayar.

Contoh ketiga, ketika kita masuk dalam tingkat pendidikan yang baru, banyak terjadi pungutan liar dengan label uang gedung, dan lain-lain.

Dan yang menjadi pertanyaanku adalah, apakah kurang gaji yang diberikan oleh pemerintah kepada instansi-instansi pendidikan selama ini? Atau memang sudah terjadi budaya serakah di negeri yang katanya sangat tinggi menjunjung adat ketimuran?

Yang membuatku sangat kecewa adalah, ketika media memberitakan hal ini justru menyalahkan pemerintah dengan segala politisasinya. Padahal pemerintah sudah berusaha sampai memberikan 20% dari APBN nya untuk pendidikan, namun disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan akhirnya pemerintah sebagai tumbalnya.

So, dengan ini aku minta kepada seluruh instansi pendidikan yang mungkin membaca artikel ini, untuk berhenti menyalahgunakan anggaran pendidikan. Karena pendidikan adalah bagian terpenting dalam pembangunan negeri ini menjadi yang lebih baik.

Chayoo!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

i agree with u :)

so, keep writing ya.. tetep update blog kamu :)

Posting Komentar

gimana menurut kalian? jangan segan-segan menulis komentar kalian di sini.. :)